17 July 2017 / Berita Sukita Terkini

Sahur Bersama Ibu Shinta


media

Gerakan Lintas Iman Sidoarjo
16-17 Juni 2017
di Klenteng Teng Swie Bio
Krian-Sidoarjo


Kontributor:
Elia Yuni
Anggota Jemaat GKI Krian
Panitia Sahur Bersama

Sore itu, Jumat 16 Juni 2017, mulai pukul 15.00 WIB, hiruk pikuk lalu lintas sangat terasa di sekitar area Jalan Imam Bonjol, Krian-Sidoarjo. Sie perlengkapan yang sebagian besar anggotanya berasal dari GKI Sidoarjo mengawali kerja kerasnya memasang tenda. Meski terjadi kemacetan, semua pengendara dan masyarakat sekitar memaklumi kondisi itu, bahkan tidak sedikit masyarakat turut membantu menata lalu lintas yang tengah padat.

Banner dan spanduk yang terpasang di berbagai sudut jalan menghantarkan keantusiasan masyarakat untuk hadir di acara Sahur bersama Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid (Istri Alm. Gus Dur). Mulai pukul 21.00, sie acara yang melakukan gladi bersih di panggung bersama para pengisi acara, secara tidak langsung mengajak para undangan hadir di acara itu meskipun acara baru akan dimulai pukul 23.00 WIB. Panitia yang berjumlah lebih dari 80 orang itu terdiri dari berbagai elemen kemasyarakatan, antara lain ormas, lembaga keagamaan, dan karang taruna setempat, saling bekerja sama dengan sukacita.

---

Ajining diri soko lathi, ajining rogo soko busono, ajining bongso soko budoyo. Serupa dengan pepatah itu, sebelum kedatangan bu Shinta, selain diisi dengan Sholawat Banjari, panitia juga telah menampilkan seni budaya lokal antara lain Tembang Macapat, Pagar Nusa, Seni Patrol, Wu Shu, lagu dan gerak dari budaya Batak, Jawa, dan Papua. Rangkaian acara terkemas dengan sederhana dan apik. Tiap elemen mempunyai peranan dalam acara tersebut, dan ini merupakan wujud nyata dari masyarakat bahwa mereka mempunyai misi yang sama: bersatu dan rukun dengan sesama tanpa membedakan identitas.

Acara yang dilaksanakan di Klenteng Teng Swie Bio Krian dan dihadiri lebih dari 700 orang ini, juga mengundang para pemuka agama, Bupati, Camat, Polsek, aparat keamanan, dan Ormas sekitar kecamatan Krian. Kedatangan bu Shinta pada pukul 03.07 WIB disambut oleh seni patrol, seakan membangunkan umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa untuk bersiap makan sahur. Pasukan keamanan beriringan mendampingi ibu Shinta dengan penjagaan yang ketat. Sesampainya di atas panggung, acara inti yang pandu langsung oleh Gus Aan diawali dengan bacaan kitab suci oleh qori dari Ansor Krian dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama oleh warga dengan paduan suara dari berbagai elemen yang dipimpin oleh Pdt. Natanael Sigit Wirastanto.

---

Melihat antusias warga yang tinggi dalam menghadiri acara semalam suntuk itu, Ibu Shinta menyapa warga dengan mengangkat pertanyaan, mengapa menyanyikan Indonesia Raya, mengapa dan untuk apa ibu Shinta hadir di tempat ini? Sontak warga menjawab “untuk Sahur bersama dengan warga Krian”. Bu Shinta membenarkan jawaban warga dan kemudian melanjutkan bahwa bu Shinta sudah 17 tahun rutin melakukan buka dan sahur bersama terutama kaum dhuafa, warga yang kecil dan warga yang terpinggirkan dari sesamanya. Melalui Tausiyahnya, bu Shinta menegaskan kembali bahwa sebagai warga tentunya mesti turut merawat dan menjaga Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Pancasila bukan sekedar dihafalkan namun wajib diimplementasikan dalam kehidupan yang beragam. Kembali bu Shinta menyampaikan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan kebajikan kepada umat-Nya, oleh sebab itulah sebagai warga yang beragama semestinya merajut hidup persaudaraan sejati, menciptakan kerukunan, saling menghormati, sehingga ada damai di negeri ini. Karena memang tujuan puasa adalah untuk menjadikan orang bertakwa, mengajarkan tentang kesabaran dan keadilan, karena itupun bagian dari Pancasila.

Sebelum Sahur bersama, yang juga menarik dari acara ini adalah tepat pukul 03.30 WIB di hari Sabtu tanggal 17 Juni 2017, dideklarasikan komunitas GETAS MANIS yang langsung ditandatangani oleh ibu Shinta. GETAS MANIS adalah kepanjangan dari Gerakan Lintas Iman Sidoarjo. Ini merupakan komunitas yang terdiri dari elemen lintas iman, ormas, dan karang taruna yang kehadirannya berkomitmen untuk menjaga keragaman hidup bermasyarakat tanpa membedakan identitas. Bu Shinta mengapresiasi terbentuknya GETAS MANIS, karena dengan kehadiran komunitas ini lah menjadi simbol bahwa masyarakat Sidoarjo adalah warga yang menjunjung tinggi Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Karena NKRI adalah harga mati.

Sahur bersama pagi itu dilakukan dengan sangat rapi dan sederhana, warga bersukacita karena selain punya kesempatan bertemu langsung dengan bu Shinta, warga khususnya dari kaum dhuafa dan anak yatim mendapatkan santunan. Awak media yang hadir lebih dari 10 media juga turut menikmati sahur bersama.

Acara diakhiri dengan doa oleh bhante Vijananda secara nasional pada pukul 04.15 WIB, dan setelah itu ibu Shinta kembali ke Surabaya pukul 04.20 WIB diiringi kembali oleh seni Patrol dan wargapun satu persatu meninggalkan klenteng Teng Swie Bio jalan Imam Bonjol 1 Krian – Sidoarjo. Kesan yang tertinggal di akhir momen itu bagi warga supaya acara serupa yang terus melibatkan lintas agama untuk masyarakat sekitar bisa terulang kembali.

---

Syukur kepada Tuhan, dengan adanya acara Sahur Bersama bu Shinta yang diselenggarakan di kecamatan Krian sebagai tuan rumah, kontribusi GKI terhadap acara tersebut dapat dirasakan masyarakat. GKI yang berperan langsung pada acara itu adalah GKI Krian, GKI Sepanjang dan GKI Sidoarjo. Sedangkan GKI Jemursari , GKI Pondok Tjandra Indah, dan Komisi Network dan Misi GKI Klasis Bojonegoro turut mendukung serta. Dampak positif sangat dirasakan terutama oleh GKI Krian, kini GKI Krian mempunyai ruang berkiprah di masyarakat sekitar, dan juga mempunyai banyak relasi dari berbagai elemen yang sebelumnya sulit ditembus.

---

 

 

Foto-foto:


Sholawat Banjari


Pencak Silat Pagar Nusa


Tembang Macapat


Seni Patrol


Wu Shu


Tarian khas Aceh persembahan Kampoeng Sinau


Lagu dan gerak dari berbagai budaya persembahan GKI Krian


Kurang lebih 700 peserta hadir dari berbagai wilayah


Tausiyah Kebangsaan


Menyanyikan Indonesia Raya yang dipandu oleh Pdt. Natanael Sigit


Penandatanganan deklarasi Getas Manis oleh bu Shinta


Tausiyah oleh Ibu Shinta setelah sahur bersama


Pemberian santunan untuk anak yatim


Doa penutup oleh Bhante Vijananda